Jumat, 01 Maret 2013

KTI (Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar anak)


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Untuk mewujudkan visi “ Mayarakat yang mandiri dan berkeadilan”, Departemen Kesehatan RI mengembangkan 4 misi, yaitu (1) Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat dengan Menjamin Tersedianya Upaya Kesehatan Paripurna dan Merata, (2) Melindungi Kesehatan Masyarakat dengan Menjamin Tersedianya Upaya Kesehatan Paripurna, Merata dan Berkeadilan, (3) Menjamin Ketersediaan dan Pemerataan Sumber Daya Kesehatan, (4) Menciptakan Tata Kelola Kepemerintahan yang baik (Depkes 2010- 2014).
Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sekaligus investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi dan pendidikan, serta berperan penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Oleh karenanya, pembangunan kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah saja namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat termasuk swasta (Depkes RI, 2005).
   Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, Karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar anak sekolah dapat diketahui setelah diadakannya evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa (Ridwan 2008).
Masalah gizi yang ada di Indonesia ada dua jenis yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Kekurangan gizi merupakan penyakit tidak menular yang terjadi pada sekelompok masyarakat di suatu tempat.
Umumnya penyakit kekurangan gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menyangkut multidisiplin dan selalu harus di kontrol terutama masyarakat yang tinggal di negara-negara berkembang. Selanjutnya karena menyangkut masyarakat banyak, kekurangan gizi yang terjadi pada sekelompok masyarakat tertentu menjadi masalah utama di dunia. Masalah penyebab kekurangan gizi (malnutrisi) dalam kelompok masyarakat saat ini merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia (Syafiq, 2008).         
Dari laporan Riskesdas tahun 2007, status gizi penduduk umur 6-14 tahun  (usia sekolah) di propinsi Sumatera Utara. Diketahui Prevalensi BB-lebih pada anak laki-laki yang berumur 6 – 14 tahun di Sumatera Utara adalah (14,9%) sedangkan Prevalensi BB-kurus pada anak laki-laki yang berumur 6 – 14 tahun di Sumatera Utara adalah (12,4%), sedangkan Prevalensi BB-lebih pada anak perempuan yang berumur 6 – 14 tahun di Sumatera Utara adalah (11,8%) sedangkan Prevalensi BB-kurus pada anak perempuan yang berumur 6 – 14 tahun di Sumatera Utara adalah (9,7%). (Riskesdas, 2007).
Dari masalah yang terdapat diatas juga terjadi di SDN 067244 Sempakata Kecamatan Medan Selayang. Hal ini dapat dilihat dari survei  pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terhadap 27 siswa SDN 067244 Sempakata Kecamatan Medan Selayang dengan menggunakan indeks IMT/U  bahwa 7,4 % (2 anak) yang mempunyai status gizi normal, 26% (7 anak) yang mempunyai status gizi kurus, dan  66,6 % (18 anak )  yang mempunyai status gizi sangat kurus.
            Berdasarkan latar  belakang tersebut diatas, penulis tertarik untuk meneliti Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Anak SDN  067244 Sempakata   Kecamatan Medan Selayang Kota Medan.

B.   Perumusan Masalah
Bagaimanakah hubungan status gizi dengan prestasi belajar anak SDN 067244 Sempakata Medan Tahun 2011.


C.   Tujuan Penelitian
1.    Tujuan Umum
Mengetahui status gizi dengan prestasi belajar Anak SDN 067244 Sempakata Medan Tahun 2011.

2.    Tujuan Khusus
a.    Menilai status gizi Anak SDN 067244 Sempakata Medan.
b.    Menilai prestasi belajar Anak SDN 067244 Sempakata Medan.
c.    Menilai hubungan status gizi dengan prestasi belajar Anak SDN 067244 Sempakata Medan.

D.   Manfaat Penelitian
1.    Sebagai bahan informasi siswa mengenai hubungan status gizi dengan prestasi belajar.
2.    Sebagai informasi bagi sekolah mengenai hubungan status gizi dengan prestasi belajar.
3.    Sebagai tambahan pengetahuan dan keterampilan penulis dalam melakukan penelitian dan penyusunan KTI.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Status Gizi
1. Pengertian Status Gizi
            Status gizi adalah akspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu. Atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari. Status gizi yang baik diperlukan untuk mempertahankan derajat kebugaran dan kesehatan dan membantu pertumbuhan bagi anak (Irianto. 2007).
            Sedangkan menurut Supariasa, Status gizi adalah ekspresi yang perlu diketahui sebelum mempelajari lebih lengkap tentang status gizi. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi adalah konsumsi makanan,lingkungan, pegetahuan ibu, pendapatan,dll (Supariasa,dkk, 2002).
Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat lebih esensial (Almatsier, 2002).
           
2. Cara Pengukuran Status Gizi
            Status gizi dapat ditentukan dengan cara penilaian secara langsung dan tidak langsung. Cara langsung meliputi pemeriksaan klinik, antropometri, laboratorium, biokimia, biofisik. Sedangkan secara tidak langsung antara lain pemeriksaan konsumsi, statistic vital, faktor-faktor ekologi (Supariasa, 2000).
            Antropometri sebagai salah satu cara menilai statusgizi mempunyai keunggulan dan keterbatasan .Keunggulan metode ini adalah prosedurnya sederhana, sedangkan kelemahan antropometri yaitu tidak sensitif pada saat pengukuran ( Supariasa, 2002 ).
            Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu Berat Badan menurut umur (BB/U), Tinggi Badan menurut umur (TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB).
            Penilaian antropometris yang penting dilakukan adalah penimbangan berat dan pengukuran tinggi badan, lingkar lengan, dan lipatan kulit triseps. Pemeriksaan ini penting, terutama pada anak prasekolah yang berkelas ekonomi dan sosial rendah. Pengamatan anak usia sekolah dipusatkan terutama pada percepatan tumbuh. Uji pertumbuhan pada golongan usia ini setidaknya diselenggarakan setahun sekali, karena laju pertumbuhan pada fase ini relative lambat. Sebagai patokan, pertambahan berat anak usia 5-10 tahun berkisar sampai 10%-nya, sementara tinggi badan hanya bertambah sekitar 2 cm setahun (Arisman, 2004).
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang menggunakan timbangan injak ( Bathroom Scale ) dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : ( Supariasa, 2002 )
1.    Lepaskan alas kaki misalnya sepatu atau sandal
2.    tegak diatas timbangan injak dengan pandangan ke depan
3.    Baca angka yang tertera paa timbangan tersebut
4.    Cata hasil penimbangan.
            Cara mengukur TB menggunakan mikrotoa (microtoise) dengan ketelitian 0,1 cm. Langkah-langkah menggunakan mikrotoa, yaitu :
1.  Tempelkan  dengan paku mikrotoa tersebut pada dinding yang lurus datar setinggi tepat 2 meter. Angka 0 (nol) pada lantai yang datar rata.
2.  Lepaskan sepatu atau sandal
3.  Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna dalam baris berbaris, kaki lurus, tumit, pantat, punggung dan kepala bagian belakang harus menempel pada dinding dan muka menghadap lurus dengan pandangan ke depan
4.  Turunkan mikrotoa sampaui rapat pada kepala bagian atas, siku-siku harus lurus menempel pada dinding.
5.  Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan mikrotoa. Angka tersebut menunjukkan tinggi anak yang di ukur,
            Untuk menginterpretasikan hasil pengukuran diperlukan baku rujukan. Adapun baku rujukan yang digunakan adalah menurut Keputusan WHO 2005 dengan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U), indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U),  indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan  (BB/TB), indeks massa tubuh menurut Umur (IMT/U) (Supariasa, 2002).
            IMT merupakan petunjuk untuk menemukan kelebihan berat badan berdasarkan berat badan dalam kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m2). Selama masa anak-anak dan remaja, IMT berubah berdasarkan umur dan berbeda antara laki-laki dan perempuan, sehingga diperlukan data umur dan jenis kelamin untuk menginterpretasikan pengukuran.

            Adapun rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut :
 





            Status gizi penduduk umur 6-14 tahun dapat dinilai berdasarkan IMT yang dibedakan menurut umur dan jenis kelamin. Sebagai rujukan untuk menentukan kurus, apabila nilai IMT kurang dari 2 standar deviasi (SD) dari nilai rerata, dan berat badan (BB) lebih jika nilai IMT lebih dari 2SD nilai rerata standar WHO 2007 (Tabel: 1.1). Hasil tabulasi silang status gizi anak usia 6-14 tahun menurut IMT dengan karakteristik responden: tipe daerah dan tingkat pengeluaran rumah tangga per kapita (Riskesdas 2007).



Tabel 1 : Standar Penentuan Kekurusan dan Berat Badan Lebih Menurut Nilai Rerata IMT, Umur dan Jenis Kelamin, WHO 2007

Umur
Laki-laki
Perempuan
(Tahun)
Rerata IMT
-2SD
+2SD
Rerata IMT
-2SD
+2SD
6
15,3
13,0
18,5
15,3
12,7
19,2
7
15,5
13,2
19,0
15,4
12,7
19,8
8
15,7
13,3
19,7
15,7
12,9
20,6
9
16,1
13,5
20,5
16,1
13,1
21,5
10
16,4
13,7
21,4
16,6
13,5
22,6
11
16,9
14,1
22,5
17,3
13,9
23,7
12
17,5
14,5
23,6
18,0
14,4
24,9
13
18,2
14,9
24,8
18,8
14,9
26,2
14
19,0
15,5
25,9
19,6
15,5
27,3

B.   Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, Karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar (Ridwan 2008).
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar dan mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi.
Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa (Ridwan, 2008).
Raport adalah nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan selama proses pembelajaran. Nilai di raport biasanya dibuat setiap semester. Dari hasil raport tersebut dapat diketahui nilai siswa setiap semesternya apakah mengalami penaikan atau penurunan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor- faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu :
1). Faktor Interen
            Faktor Interen adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Didalam membicarakan faktor interen ini, akan dibahas menjadi tiga faktor yaitu :faktor jasmani, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
a). Faktor Jasamani
            Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Kesehatan dapat terganggu apabila asupan gizi yang masuk tidak seimbang dengan kegiatan belajar, dengan kata lain asupan gizi seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
b). Faktor Psikologis
            Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju pada suatu objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan sehingga ia tidak suka lagi belajar.
c). Faktor Kelelahan
            Asupan gizi yang tidak seimbang dengan pemakaian untuk aktivitas tubuh akan mengakibatkan kekacauan sisa pembakaran yang berdampak pada kelelahan, sehingga menghambat proses belajar.
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh (Slameto, 2003).
2. Faktor Ekstern
            Faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
a). Faktor Keluarga
            Pendidikan dimulai dari keluarga, sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orangtua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerja sama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak dirumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar (Ridwan, 2008).
            Adapun faktor lain yang berpengaruh dalam belajar anak adalah pendidikan orang tua. Pada orang tua yang memiliki cukup pendidikan pada umumnya akan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar. Antara lain asupan gizi yang seimbang, pengaturan waktu belajar serta penyediaan alat belajar (Slameto, 2003).
b). Faktor Sekolah
            Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya (Ridwan, 2008).


D.   Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar
Masalah gizi merupakan faktor-faktor yang sangat mempengaruhi prestasibelajar pada anak sekolah. Begitu pula dengan penghasilan orang tua sangat mempengaruhi status gizi dan prestasi belajar anak. Sebab apabila ekonomi keluarga rendah, maka asupan makanan yang diberikan kepada anak juga rendah, hal ini dapat mengakibatkan kekacauan sisa pembakaran yang berdampak pada kelelahan, sehingga menghambat proses belajar anak dan akhirnya prestasi belajar anka menjadi menurun, begitu pula sebaliknya.
Selain dari ekonomi keluarga hal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah pendidikan orang tua dimana orang tua yang memiliki cukup pendidikan pada umunya akan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan anak dalam belajar, antara lain pengaturan waktu belajar serta menyediakan alat belajar, dan asupan gizi yang seimbang. Jika asupan gizi yang masuk kedalam tubuh baik, maka status gizinya juga akan baik pula. Faktor-faktor yang juga mempengaruhi proses dan prestasi belajar ialah tingkat kecerdasan, status gizi, les privatdan tingkat pendidikan orang tua siswa (Farokah, 2007).














D.   Kerangka Konsep

 


















Keterangan :
 

= Variabel yang diteliti
 

= Variabel yang tidak diteliti





E.   Definisi Operasional
  1. Status gizi adalah data sampel yang diperoleh dari hasil pengukuran antropometri dengan indeks IMT/U dengan menggunakan alat timbangan injak dan microtoise.
Klasifikasi dari status gizi remaja berdasarkan tabel CDC 2002 adalah :
a). Gizi Buruk                        : < 10 persentil
b). Gizi Baik                           : ≥ 10 persentil s/d < 85 persentil
c). Gizi Over Weigh              : ≥ 85 persentil s/d < 95 persentil
d). Gizi Obesitas                   : ≥ 95 persentil

  1. Prestasi belajar adalah hasil atau rata-rata nilai semua mata pelajaran pada raport siswa SD yang diambil dari semester ganjil. Nilai rata-rata siswa tersebut dikategorikan sesuai baku skala penilaian penilaian (Dindiknas dalam Budi, 2004)
1). Nilai rata-rata : 86 – 100            : Baik sekali
2). Nilai rata-rata : 71 – 85              : Baik
3). Nilai rata-rata : 56 – 70              : Cukup
4). Nilai rata-rata : < 56                    : Kurang

F.    Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan status gizi dengan prestasi belajar di SDN 067244 Sempakata Medan.
Ha : ada hubungan status gizi dengan prestasi belajar di SDN 067244 Sempakata Medan.





BAB III
METODE PENELITIAN

A.   Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN 067244 Sempakata Medan direncanakan pada bulan April 2011.

B.   Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan bersifat observasional dengan rancangan potong lintang (crossectional) yaitu pengumpulan data dalam kurun waktu penelitian yang sama.

C.   Populasi dan Sampel
1.    Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh anak SDN 067244 Sempakata Medan kelas III, IV dan V Tahun Ajaran 2010/2011 yang berjumlah 126 siswa.

2.    Sampel
Sampel penelitian adalah anak kelas 3 s/d kelas 5 Tahun Ajaran 2010/2011 yang berjumlah 56 orang. Berdasarkan data sekunder jumlah murid Sekolah Dasar kelas III, IV dan V sebanyak 56 orang dan semua dijadikan sampel penelitian. Penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling (sengaja), yaitu menentukan siswa kelas III, IV dan  V dengan alasan dianggap sudah mampu diajak berkomunikasi.






D.   Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Adapun jenis dan cara pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
a.  Identitas siswa    : nama, umur, jenis kelamin, kelas dan Pekerjaan orang tua. Dikumpulkan dengan cara wawancara.
b. Pengukuran BB dan TB
Dari hasil penelitian Ginta, dkk (2010) dilakukan kembali pengukuran :
1)    Pengukuran BB dilakukan dengan menggunakan timbangan injak (Bathroom scale) dengan ketelitian 0,1 Kg.
2)    Pengukuran TB dilakukan dengan menggunakan “mikrotoise” dengan ketelitian 0,1 cm, kemudian di catat pada formulir 1  yang telah di sediakan oleh peneliti
c. Prestasi belajar : diperoleh dari nilai rata-rata semua mata pelajaran pada raport siswa pada semester ganjil.

2. Data Sekunder
Gambaran SDN 067244 Sempakata Medan, meliputi luas wilayah dan jumlah murid, diperoleh dari bagian administrasi.

E.   Pengolahan dan Analisis Data
1.    Pengolahan Data
a.    Prestasi Belajar
Hasil atau nilai mata pelajaran pada raport siswa SD yang diambil dari semester ganjil. Nilai rata-rata siswa tersebut dikategorikan, sesuai baku skala penilaian (Dindiknas dalam Budy, 2004)
1). Nilai rata-rata : 86 -100  : Baik Sekali
2). Nilai rata-rata : 71-85                 : Baik
3). Nilai rata-rata : 56-70                 : Cukup
4). Nilai rata-rata : < 56                    : Kurang

b.    Status Gizi
Data status gizi di kumpulkan dengan cara pengukuran antropometri, yaitu dengan menggunakan indicator indeks massa tubuh ( IMT) berdasarkan umur.
Status gizi adalah keadaan status kesehatan anak berdasarkan IMT/U yang   dibedakan menurut jenis kelamin. kemudian di rujuk ke dalam baku standar baku  WHO Antropometri  2005 dikategorikan sebagai berikut  :
·         < -3SD                                    : Sangat kurus
·         ≥ -3SD s/d < -2SD                : Kurus
·         ≥ - 2SD s/d ≤ 2SD                : Normal
·         > 2 SD s/d ≤ 3SD                 : Gemuk
·         > 3SD                                     : Obese
Skala : Ordinal

2.    Analisa Data
Data yang telah diolah kemudian dianalisa menggunakan tabulasi silang antara status gizi dengan prestasi belajar untuk melihat kecenderungan. Kemudian dilanjutkan dengan uji chi square untuk melihat hubungan antara status gizi terhadap prestasi belajar siswa (menggunakan computer).
- Kemudian dibandingkan berdasarkan probabilitas :
- Bila probabilitas > 0,05 maka Ho diterima berarti tidak ada hubungan.
- Bila probabilitas < 0,05 maka Ho diterima berarti ada hubungan.








DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 2002.
Arisman,2004. Gizi dalam Daur Kehidupan.Buku Kedokteran, Jakarta.
Depkes RI, Riset Kesehatan Nasional. Tahun 2007. Jakarta. 2008
Irianto, Djoko Pekik. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
            Andi. Yogyakarta
Lestrina, Dini, Novriani Tarigan, Berlin Sitanggang, Rumida Purba. 2010. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Medan Jurusan Gizi Program Studi D-III. Lubuk Pakam.
Ridwan. 2008. Kegiatan Belajar Terhadap Prestasi yang Dicapai
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta
Supariasa, Nyoman, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Triyanti. 2005. Hubungan Antara Kebiasaan Makan Pagi dengan Prestasi Belajar Pada Anak SD Kelas V SDN Citarum 01-02-03-04 Semarang










Lampiran 1.


JADWAL PELAKSANAAN

N
o

Kegiatan
Jadwal
Tahun 2010
Tahun 2011
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
Pengajuan Judul












2
Penulisan KTI












3
Seminar Proposal












4
Perbaikan Proposal












5
Penelitian












6
Pengolahan Data












7
Seminar KTI












8
Perbaikan KTI












9
Penyaerahan KTI

























Lampiran 2.

ANGGARAN BIAYA

NO
KEGIATAN
BIAYA
1
PEMBUATAN PROPOSAL/PEMBELIAN BUKU
Rp. 150.000
2
PERBAIKAN PROPOSAL
Rp. 50.000
3
SEMINAR PROPOSAL
Rp. 50.000
4
PELAKSANAAN PENELITIAN
Rp. 150.000
5
PENGOLAHAN/MENGANALISIS DATA
Rp. 100.000
6
PEMBUATAN KTI
Rp. 200.000
7
SEMINAR KTI
Rp. 150.000
8
BIAYA TAK TERDUGA
Rp. 100.000
9
PERBAIKAN KTI
Rp. 200.000
JUMLAH
Rp. 1.150.000














Lampiran 3.
Kuisoner Identitas Anak SDN 067244 Sempakata,
Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan
                                                           
                                                                        No. Kode Sampel   :

No
I.Identitas Sampel
Kode
1
Nama Sampel

























2
Tanggal Lahir










3
Jenis Kelamin
  1. [  ]  Laki-laki
  2. [  ]  Perempuan


4
Kelas
  1. [  ]  III
  2. [  ]  IV
  3. [  ]  V
  4. [  ]  VI


5
Pekerjaan Orang Tua
1. TNI/POLRI/PNS/BUMN
2. Pegawai Swasta
3. Wiraswasta/dagang/jasa
4. Petani/Nelayan
5. Buruh/Lainnya
6. Tidak Kerja


6
Alamat Rumah




II. Pengukuran Antropometri

7
Berat Badan

                                           (Dalam Kg)


8
Tinggi Badan
                                          (Dalam Cm)




Lampiran 4

Kuisoner Nilai Rapor Semester Ganjil Anak SDN 067244 Sempakata


No
Nama Siswa
L/P
Nilai Rata-rata
Semester Ganjil
Rangking
1




2




3




4




5




6




7




8




9




10




11




12




13




14




15




16




17




18




19




20




21




22




23




24




25




26




27




28




29




30